Apakah ada kemungkinan membangun hubungan diplomatik baru antara Amerika dan Taiwan? - a podcast by Tony Thamsir, RTI

from 2023-04-01T18:45

:: ::

         (Taiwan, ROC) – Mantan anggota Kongres DPR Amerika Serikat, yang kini menjabat sebagai Presiden Parliamentary Intelligence-Security Forum, Robert Pittenger pada hari Senin tanggal 27 Maret lalu, menerima wawancara khusus dari Radio Taiwan Internasional. Dalam wawancara tersebut ia menyampaikan bahwa sikap politik yang diambil oleh pihak Amerika berkenaan dengan hubungan Daratan Tiongkok dan Taiwan adalah merujuk pada landasan kondisi yang harus terjaga, yakni pihak Daratan Tiongkok tidak boleh menggunakan langkah invasi terhadap Taiwan dalam menyelesaikan masalah hubungan antar selat, namun sayangnya kondisi ini telah dilanggar langsung oleh pihak Daratan Tiongkok, dengan demikian maka pembangunan hubungan diplomatik atau hubungan luar negeri secara resmi antara Amerika dan Taiwan bukanlah hal yang tidak memungkinan terjadi.



          Pihak Daratan Tiongkok yang terus mengais hubungan diplomatik Taiwan dengan negara lain yang kini boleh dikatakan hanya tinggal bagian sudut-sudut atau pinggiran bidang diplomatik yang dimiliki oleh Taiwan. Yang belum lama ini terjadi adalah putusnya hubungan diplomatik antara Taiwan dengan Honduras, dimana pihak Honduras yang kini dipimpin oleh Presiden Xiomara Castro lebih memilih menjalin hubungan diplomatik dengan pihak Daratan Tiongkok, dan mengakhiri hubungan persahabatan yang terjalin selama 82 tahun lamanya. Kini, hanya da 13 negara di dunia yang menjalin hubungan diplomatik dengan Taiwan. Maka wajar saja jika mulai tersebar isu berita peluang membangun hubungan diplomatik kembali antara Taiwan dan Amerika dengan versi dan gaya yang baru.



          Robert Pittenger sendiri menjelaskan bahwa sikap invasi dan tindakan apapun yang berhubungan dengan kekuatan militer dalam menangani masalah antar selat, yang dilakukan secara sepihahak oleh pihak Daratan Tiongkok, menjadi hal yang fatal, dimana telah mengubah sikap pandangan dunia perpolitikan di Amerika berkenaan dengan aksi dari Daratan Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir.



          Sebelumnya pihak Amerika Serikat terus menggunakan berbagai langkah dan cara, termasuk kebijakan yang bersahabat terhadap Daratan Tiongkok, yang mana berharap dapat menarik minat Daratan Tiongkok untuk perlahan melakukan reformasi. Sayangnya seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang ada, tidak membawa atau menumbuhkan kebebasan dan demokrasi dalam sistem kepemerintahan setempat, akan tetapi malah membuat otoritarianisme di bawah kepemimpinan Presiden Daratan Tiongkok Xi Jin-ping semakin bertumbuh pesat dan meluas ke dunia, termasuk aksi dan strategi penyerangan yang ada di pihak Daratan Tiongkok. Mengapa demikian? Robert Pittenger menjelaskan jika ancaman yang kini dibawa oleh Daratan Tiongkok semakin menguat, ini dikarenakan kekuatan ekonomi yang dimiliki oleh Daratan Tiongkok juga semakin besar, dimana mampu membawa dan memberikan ancaman keamanan bagi dunia internasional. Jika pihak Daratan Tiongkok terus menggunakan sikap destruktif dan perluasan penekanan serta intimidasi yang ada, maka kejahatan internasional yang ada juga akan turut berkembang pesat, ini menjadi ancaman yang sangat buruk bagi keamanan dunia.



          Kita lihat sekilas informasi di balik putusnya hubungan diplomatik antara Taiwan dan Honduras yang baru saja terakhir. Tanggal 26 Maret, Kementerian Luar Negeri mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Honduras, pihak Honduras juga merilis pernyataan bahwa Taiwan adalah salah satu bagian dari Tiongkok, berjanji tidak akan ada interaksi apapun dengan Taiwan. Menteri Luar Negeri Joseph Wu mengkritik sikap Honduras, yang sembari mengajukan dana subsidi skala besar kepada Taiwan, di sisi lain juga tengah mengusung proposal kepada pihak Tiongkok. Tahun lalu meminta dana bantuan pembangunan rumah sakit sebesar US$ 45 juta, dan dana bantuan lain senilai US$ 300 juta untuk pembangunan dam. Selain itu, meminta Taiwan menanggung beban hutang negara Honduras sebesar US$ 2 miliar. Maret tahun ini, pihak Honduras kembali meningkatkan jumlah dana pembangunan rumah sakit dan waduk, dengan total nilai mencapai US$ 2,45 miliar. MOFA menyatakan permintaan tersebut sulit diterima.



          Tak lama usai jumpa pers di pihak Taiwan, Menteri Luar Negeri Tiongkok Qin Gang dan Menteri Luar Negeri Honduras Eduardo Reina, menandatangani komunike bersama di Beijing dan mengakui penuh kedaulatan Satu Tiongkok, serta menyebutkan bahwa Taiwan adalah bagian dari Daratan Tiongkok. Hal ini secara jelas, menampar pihak Honduras sendiri, karena hubungan diplomatik resmi sebelumnya telah berusia 82 tahun lamanya, dan semuanya kembali kepada uang yang berbicara.



Departemen Luar Negeri Amerika berpendapat pihak Beijing kerap menggunakan harapan yang pada akhirnya sulit terealisasikan, untuk menukarkan pengakuan luar negeri. Pihak Amerika akan terus memperdalam dan memperluas interaksi di masa depan dengan Taiwan.



Taiwan sendiri tidak akan terlibat dalam lomba diplomasi dolar yang tidak bermakna dengan Tiongkok, hal ini ditegaskan oleh Presiden Tsai Ing-wen, tidak lama setelah Honduras mengumumkan akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Taipei dan mengalihkan pengakuan pada Beijing.



Presiden Tsai Ing-wen berjanji untuk "Tidak terlibat dalam lomba diplomasi dolar yang tidak bermakna dengan Tiongkok," menambahkan bahwa Taiwan akan "Berdiri dengan sekutu diplomatik dan mitra global yang berwawasan sama saat bekerja menuju masa depan yang lebih baik untuk semua." Menyusul putusnya hubungan diplomatik dengan sekutu kesembilan semasa pemerintahannya sejak 2016, Tsai mengatakan bahwa Beijing telah "terus-menerus menggunakan semua cara untuk menekan partisipasi internasional Taiwan."



Presiden Tsai Ing-wen menggarisbawahi bahwa upaya Beijing untuk mengganggu perdamaian dan stabilitas regional "Tidak dapat mengikis komitmen kuat rakyat Taiwan terhadap kebebasan dan demokrasi."



Presiden Tsai Ing-wen yang kini tengah melakukan kunjungan luar negeri dengan tajuk “Perjalanan Bersama Mitra Demokrasi” ke negara -negara sahabat diplomatik seperti Guatemala, Belize dan transit di New York dengan pesawat khusus.



Dalam salah satu ajang jamuan makan malam yang digelar hari Kamis tanggal 29 Maret, oleh  perantauan Tionghoa, dihadiri hampir 400 perantauan Tionghoa, Gubernur New Jersey Phil Murphy, dan Direktur AIT turut diundang menghadiri jamuan ini. Dalam sambutan Presiden Tsai Ing-wen memberikan penjelasan kepada perantauan Tionghoa bahwa 3 tahun terakhir ini Taiwan mengalami banyak perubahan dan kemajuan penting, pertama secara bertahap menciptakan Taiwan yang tangguh, tidak hanya ekonomi tumbuh juga memperkuat kesejahteraan dan perawatan sosial, juga melalui otonomi pertahanan nasional dan pertahanan sipil meningkatkan kemampuan pertahanan Taiwan. Ia juga mengemukakan, melalui anggaran khusus pasca pandemi pemerintah membantu usaha kecil menengah, serta setiap warga masyarakat dibagikan uang tunai NT$ 6.000 berharap dapat melawan inflasi dan mengurangi beban tanggungan hidup masyarakat.



Perubahan kedua adalah Taiwan semakin disorot dunia, posisi Taiwan di seluruh dunia yang semakin penting. Presiden Tsai mengemukakan, selain pencegahan pandemi di Taiwan yang menciptakan “lingkungan yang semakin baik”, menanggapi perang Rusia Ukraina dan perang dagang AS-RRT yang menimbulkan situasi tak menentu, membuat semakin banyak negara yang berkeinginan bekerja sama dengan Taiwan.



Perubahan ketiga adalah kemajuan diplomatik Taiwan. Presiden Tsai mengemukakan, hampir 3 tahun terakhir ini, kemajuan kerja sama Taiwan-AS dengan 3 aspek seperti pertukaran, ekonomi perdagangan dan keamanan, mencakup banyak orang elit dari berbagai kalangan AS berkunjung ke Taiwan, untuk melakukan pertukaran pendidikan, perdagangan dan kerja sama keamanan bilateral. Ia secara khusus mengapresiasi penjualan senjata 9 kali selama pemerintahan Joe Biden dan berjanji kepada Taiwan akan selalu bersama AS dan negara mitra lainnya menjaga keamanan dan perdamaian kawasan.



Bagaimana dengan perkembangan berikutnya? Kita pantau lebih lanjut.

Further episodes of Ada Apa Dengan Tony

Further podcasts by Tony Thamsir, RTI

Website of Tony Thamsir, RTI