ALLAH TEMPAT PERHENTIAN BAGI ORANG YANG LELAH - Renungan Malam - 3 Juni 2021 - a podcast by GKI Coyudan

from 2021-06-03T14:00

:: ::

Bacaan: Yesaya 28:12


Mike Tyson seorang legendaris tinju. Saat jaya nya ketika masih muda ia sering mengalahkan banyak juara tinju dunia. Setelah mengalahkan petinju-petinju hebat, ‎Tyson mulai takabur dan memecat pelatihnya. Saat menghadapi James Buster Douglas, ‎petinju yang tak punya nama, Tyson tidak mempersiapkan pertandingannya dengan serius, ‎ia malah pesta dan hura-hura, ‎menganggap dirinya super hebat, tidak membutuhkan pelatih dan memecatnya. Akibatnya ‎Tyson justru KO oleh petinju yang tidak pernah di perhitungkannya itu.


Dalam bacaan ini, sang nabi mengeluhkan kebodohan yang menyedihkan dari bangsa Israel, bahwa mereka tidak mau diajar dan tidak memanfaatkan sarana-sarana anugerah Allah yang mereka miliki. Mereka masih terus berbuat hal-hal yang bodoh. Kesalahan-kesalahan mereka tidak diperbaiki, hati mereka tidak diperbaharui.


Apa yang di lakukan bangsa itu sangatlah jauh dari kehendak Tuhan.


Pertama. Mereka tidak mau mendengarkan firman Tuhan. Firman Tuhan diberitakan tetapi mereka menutup telinga untuk-Nya, atau firman itu masuk telinga kiri dan keluar telinga kanan (Ayat 12).


Kedua. Mereka tidak mau mengindahkan. Bagi mereka itu hanyalah aturan demi aturan (harus ini harus itu), dan pedoman demi pedoman (mesti begini mesti begitu) (ay. 13). 


Ketiga. Mereka mencemooh pemberitaan sang nabi, dan mengolok-oloknya. Mereka menjadikan perkataan sang nabi sebagai lagu, dan menyanyikannya ketika mereka sedang bersenang-senang dengan anggur.


Paulus pernah menulis, “Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!” (1Korintus 10:12). Dia yang telah berfirman kepada mereka: "Inilah tempat perhentian, berilah perhentian kepada orang yang lelah; inilah tempat peristirahatan!" Tetapi mereka tidak mau mendengarkan (Yes 28:12).


Saudaraku, jika hari ini kita meraih puncak keberhasilan, ber-hati-hatilah supaya jangan kita takabur bahkan mengesampingkan TUHAN dalam pekerjaan kita. Tuhan sangat mengenal realita kehidupan kita. Dia dapat mengubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Ketika kita percaya dan melakukan firman Tuhan maka Tuhan membuat segala yang tak terpikirkan menjadi berkat. Sekarang kita hanya bisa memilih. Beriman kepada Tuhan atau tidak. Pilihan itu akan menentukan masa depan. Kiranya Tuhan menolong kita untuk senantiasa berpegang pada firman Tuhan. Tuhan memberkati kita... amin..




 Johanis Melsasail

Further episodes of GKI Coyudan

Further podcasts by GKI Coyudan

Website of GKI Coyudan