MELUKIS KEHIDUPAN - Renungan Pagi - 15 Mei 2021 - a podcast by GKI Coyudan

from 2021-05-15T00:00

:: ::

Ulangan 34 : 1-7




“Seperti Musa yang dikenal TUHAN dengan berhadapan muka, tidak ada lagi nabi yang bangkit di antara orang Israel.”(ay10)


Bpk/Ibu, pernahkah kita terkagum-kagum memandangi sebuah lukisan yang indah? Ketika kita melihat, memandangi dan mengagumi lukisan yang indah, kita bisa melihat bahwa sang pelukis begitu sangat berhati-hati, .sepenuh hati dan memikirkan yang tebaik untuk menciptakan sebuah karya seni indah yang dapat dinikmati oleh setiap yang melihatnya. Karya yang pastinya dipenuhi arti dan makna dalam tiap torehan warna dalam dilukiskannya yang dalam prosesnya, warna-warna itu terangkai menjadi begitu indah itu bukan hanya didapatkan dengan sekali atau dua kali percobaan, namun berkali-kali dan dengan sangat hati-hati menentukan komposisi yang pas dan tidak jarang terjadi kekeliruan untuk mendapatkan hasil yang diiginkan. Namun sang pelukis selalu menemukan cara untuk tetap membuat lukisan itu menjadi indah.


Akan selalu ada sebuah perjuangan dan kesungguhan hati dibalik dari sebuah hasil yang indah. Ulangan 34 menceritakan tentang kematian Musa yang menjadi tanda selesainya misi Tuhan yang berikan pada dirinya. Akhir dari perjuangan Musa menjawab panggilan Tuhan dalam hidupnya hingga membuahkan hasil yang indah. Namanya masyur & besar karena dirinya telah melayani Tuhan dengan memberikan tahun-tahun terbaik dari hidupnya hingga akhir. Dalam hidupnya, Musa telah berusaha dengan segala kekuatannya menjawab panggilan Tuhan dalam dirinya. Begitu banyak hal yang harus dilalui Musa dalam hidupnya, berdamai dengan masa lalunya yang kelam (Kel 2: 1-10), ketika ia harus melarikan diri dan menyerahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan (Kel 2: 11-25) dan kemudian diutus dalam tugas panggilan yang sangat berat untuk memimpin dan membawa Israel keluar dari perbudakan menuju ke tanah perjanjian.


Perjalanan hidupnya tidak selalu mudah, bahkan dikatakan akibat kelalaiannya di masa lalu (Bil 20 : 10-12 ) maka Musa tidak mendapat kesempatan untuk melanjutkan tugasnya dan menapaki tanah perjanjian (ay 4) namun Tuhan selalu memberikan kesempatan dan kasihnya hingga dikatakan Musa dapat tetap melihat negeri-negeri perjanjian itu.(ay 1). Semua warna-warna kehidupannya, Musa diserahkan ke dalam tangan Sang Pelukis kehidupan yang membuat warna-warna itu bersatu padu menciptakan sebuah lukisan kehidupan yang indah  yang bermakna dan meneladani. 


Dalam kehidupan kita, setiap peristiwa/hal yang terjadi pastinya memberikan warna dan makna dalam hidup kita. Lihatlah bahwa Sang Pelukis kehidupan sedang menorekan warna-warna dalam kanvas kehidupan kita, membentuk dengan segenap hati, menaruh perhatian dan merancangkan hasil yang indah bagi kehidupan kita. Pertanyaannya ialah, “Maukah kita memilih dan mempercayakan Tuhan untuk melukis kehidupan kita?” Jika Ya, marilah kita mempercayakan Tuhan dalam setiap proses yang membentuk, menjawab panggilan untuk taat dan bersaksi dalam hidup dan menyerahkan kepada Tuhan untuk memakai kehidupan kita menjadi berkat dan karya indah Tuhan yang nyata bagi setiap orang yang ada di hidup kita. Selamat melukis kehidupan bersama Tuhan!




Doa : 


Begitu indah sungguh karya Tuhan dalam hidup kami. Terima kasih untuk setiap warna yang Tuhan izinkan kami alami dalam hidup ini dan biarlah kehidupan kami sungguh boleh menjadi lukisan karya Tuhan yang indah yang menjadi berkat bagi setiap orang yang melihatnya. Amin.




Cynthia Julianne K

Further episodes of GKI Coyudan

Further podcasts by GKI Coyudan

Website of GKI Coyudan