MEMILIH UNTUK BERHIKMAT - Renungan Pagi - 21 April 2021 - a podcast by GKI Coyudan

from 2021-04-21T00:00

:: ::

MEMILIH UNTUK BERHIKMAT


Amsal 9:1-6




Saya yakin semua kita pernah mendapat undangan, bukan? baik itu undangan pernikahan, ulang tahun, persekutuan, atau acara2 lain. Namun apakah pernah kita mendapat undangan yang tertulis wajib/hrs datang? Rasanya kok saya tidak pernah ya? Pun undangan pertemuan rutin komisi bersama MJ per 3 bulan sekali tidak tertulis wajib, hanya himbauan agar ada perwakilan saja. Begitulah memang sifat undangan. Pilihan untuk datang atau tidak tergantung dari kita si penerima undangan dgn pertimbangan msg2, cth: penting/tidak penting, kesesuaian waktu, jarak, dll. Namun ketika kita memilih utk datang, kita perlu melakukan beberapa usaha, spt menyiapkan hadiah/amplop misalnya, atau berdadan, atau mengosongkan waktu, dsb. Catatan penting lain soal undangan adalah, jika kita diundang tentu yg mengundang sdh menimbang, bahwa kehadiran kita diharapkan. 


Nah, bacaan kita pagi ini adalah tentang undangan dari hikmat. Seperti yang kita ketahui, Amsal menjadikan hikmat seolah2 spt "manusia" yg berwujud, berbicara, melakukan hal2 spt manusia, atau dalam gaya bahasa disebut"personifikasi". Dan kali ini Amsal menggambarkan 'hikmat' mengadakan pesta dan mengundang secara lisan dengan seruan2 dari tempat yang tinggi. Hikmat telah menyediakan tempat dan hindangan, dengan harapan yang mendengar undangan dari para pelayanannya mau datang. Pilihan kembali ke tangan penerima undangan. Undangan ini pun kita terima ketika kita membaca bagian ini. 


Apa artinya memilih menjawab undang hikmat? Artinya hikmat adalah sesuatu yang perlu diusahakan. Hikmat bukan sifat asali manusia sejak lahir, melainkan sifat yang terbangun karena takut akan Tuhan. Berawal dari memilih untuk berhikmat, selanjutnya perlu terus mengasah diri untuk berhikmat. Berhikmat adalah buah yang dihasilkan dari pengertian dan rasa yg mendalam pada jalan-jalan Allah. Dan yang terpenting adalah berhikmat membawa kita masuk lebih dalam pada karya dan jalan Allah. Mungkin kata yang tepat adalah "memaknai" apa yang telah, sedang dan akan Allah kerjakan bagi kita dan melalui kita. Itulah tujuan kita memilih berhikmat. Karena hikmat bukan sekadar memahami dengan logika, tetapi menelisik, mencari, menggali, berusaha menemukan apa yang jadi isi hati Tuhan. Walau dengan segala keterbatasan, namun kita memilih untuk berhikmat. 




Doa: 


Ya Allah, pagi ini, pilihan pertama yang kami buat hari ini adalah memilih untuk berhikmat. Oleh karena itu kami memilih membaca, mendengar, merenungkan firmanMu. Tolonglah kami utk terus mampu mengasah hikmat sehingga pilihan2 hidup kami selalu sesuai dengan isi hatiMu. Amin.


Irmanda Y. S.

Further episodes of GKI Coyudan

Further podcasts by GKI Coyudan

Website of GKI Coyudan