RASA BERSALAH KARENA MENGINGAT KASIH ALLAH - Renungan Pagi - 19 Mei 2021 - a podcast by GKI Coyudan

from 2021-05-19T01:32:26

:: ::

EZRA 9:5-15 




Nats: 


Ezra 9:9-10 (TB)  Karena sungguhpun kami menjadi budak, tetapi di dalam perbudakan itu kami tidak ditinggalkan Allah kami. Ia membuat kami disayangi oleh raja-raja negeri Persia, sehingga kami mendapat kelegaan untuk membangun rumah Allah kami dan menegakkan kembali reruntuhannya, dan diberi tembok pelindung di Yehuda dan di Yerusalem. Tetapi sekarang, ya Allah kami, apa yang akan kami katakan sesudah semuanya itu? Karena kami telah meninggalkan perintah-Mu,




Rasa bersalah adalah sebuah beban yang berat dalam kehidupan manusia. Apalagi, jika rasa bersalah itu timbul justru bukan karena kemarahan ataupun hukuman yang di berikan kepada kita sebagai orang bersalah. Tetapi justru lahir dan menjadi sebuah beban tersendiri karena kesalahan itu membuat pihak yang menjadi "korban" tidak menghakimi kita yang bersalah. Justru, karena kebaikan hatinya, padahal ia adalah korban dari kesalahan kita, rasa bersalah itu justru semakin menjadi dan menghantui. Pernahkah kita berada di posisi tersebut? Sungguh sebuah kondisi yang begitu tidak menyenangkan. 


Penyesalan menjadi sebuah pukulan telak justru karena kita merasa begitu dicintai dan dikasihi. 


Rasa bersalah yang sangat besar tampak dari pengakuan dosa Ezra atas kesalahan bangsa Israel yang sudah diijinkan Allah untuk kembali bisa membangun rumah ibadah mereka di tengah masa perbudakan yang berat. Kesalahan bangsa Israel karena mereka lagi dan lagi melanggar perintah Allah tentang kawin campur dengan orang-orang yang tidak percaya kepadaNya. Ezra tertunduk, terduduk dan begitu malu mengakui betapa bangsanya lagi-lagi mengecewakan Tuhan. Sehingga dalam penggalan pengakuan dosa yang ia sampaikan kepada Allah, ia justru mengingat betapa Allahlah yang sudah membuat bangsa Israel menjadi bangsa yang diampuni ditengah perbudakan. Dengan cara Allah yang membuat bangsa Israel dipercaya untuk kembali membangun rumah ibadah mereka, mengapa dosa kembali bangsanya lakukan. 


Tak terhitung, banyaknya kita pernah mengecewakan Tuhan. Sehingga, mungkin pernah membuat kita menyerah. Tetapi percayalah, ingatan pada kasih sayang Tuhan, yang timbul justru ketika kita mengakui dosa kita, sesungguhnya adalah sebuah penghiburan dan pengingat betapa kita seharusnya berjuang untuk tidak mengecewakan Tuhan. Hari ini, mari memulai dengan sebuah tekad untuk terus mengingat dan mengenang kasih Tuhan, agar itulah yang menjadi tameng kita dari semua godaan dosa. 




Doa pagi: 


Ya Allah, kami ingin selalu mengingat betapa Tuhan mengasihi kami orang berdosa ini. Agar kami dapat terus melawan godaan dosa dalam kasih SayangMu. Amin




 Pdt Keshia H.S.

Further episodes of GKI Coyudan

Further podcasts by GKI Coyudan

Website of GKI Coyudan