SENTUHAN TANGAN ALLAH - Renungan Pagi - 14 Mei 2021 - a podcast by GKI Coyudan

from 2021-05-14T00:44:28

:: ::

(Wahyu 1:9-18)




Pernahkah kita membayangkan berjumpa dan melihat Allah? Bagaimana gambaran Allah dalam imajinasi kita? seperti yg ada di lukisan atau filmkah dengan rambut gondrong dan agak brewokan? Penulis kitab Wahyu mendapat gambaran yang cukup abstrak dlm penglihatannya berjumpa dengan Anak Manusia: jubah panjang, berikat pinggang emas, kepala dan rambutNya putih spt bulu, mataNya bagaikan nyala api, kakiNya mengkilap, suaraNya spt desau air bah, dari mulutNya keluar pedang bermata dua, dan wajahNya bersinar bagai matahari terik. Penglihatan ini cukup membuat Rasul Yohanes tersungkur ketakutan bahkan bisa dikatakan shock smp mau mati. 


Gambaran abstrak ini menurut sebagian tafsiran ingin menunjukkan Kristus sbg Raja, Imam, Hakim. Apakah spt ini imajinasi kita tentang gambaran Tuhan ketika kelak kita akan berjumpa? bukankah ini jauh dari yg selama ini kita "bayangkan", Tuhan yg lembut, penyabar, meneduhkan? Namun, begitulah kadang sosok Tuhan dlm kehidupan kita. Kadang membuat kita "tidak nyaman", menggelisahkan, menggetarkan. Apalagi ketika kita berhadapan dgn peristiwa penderitaan, kematian, bencana. Gambaran Tuhan yg "Maha" menjadi begitu menggelisahkan. Pertanyaan 'mengapa begini' dan 'mengapa begitu' muncul bersama dengan kemarahan, keraguan, ketakutan. 


Namun, bagian selanjutnya dalam ayat 17 adalah hal yg utama, "tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku...". Semua ketidaknyamanan, ketakutan, keraguan, kemarahan, yg seringkali muncul lwt pertanyaan2 teodise "di mana Allah" dijawab dengan "sentuhan tanganNya" yg menenangkan sembari berucap "jangan takut". Lalu dilanjutkan dengan menyebutkan siapa Dia. IdentitasNya sbg yg Awal dan Yg Akhir, dan Yg Hidup, membawa Yohanes, dan semoga juga kita, memiliki kekuatan utk menghadapi ketidaknyamanan, kegelisahan, keadaan yg penuh dengan tanda tanya. Bukan krn kita menemukan jawaban, atau nyaman, atau bebas dari rasa takut, tetapi karena tahu bahwa Ia yg mengontrol segala sesuatunya adalah Ia yg Maha hadir, Ia hidup, Ia Ada sejak dulu, skrg, sampai selamanya. Ia bukan Allah yg melihat dari jauh. Ia bukan Tuhan yg naik ke surga dan meninggalkan kita, tetapi Ia adalah Allah yg hadir dan menyentuh dengan tanganNya, penuh pengertian atas apapun yg sdg kita gumuli dlm batin. Dan kalimat "jangan takut" bukan menyuruh kita utk tdk boleh bersedih, bertanya2, gelisah, marah, kuatir, tetapi utk menegaskan "Ada Aku yg akan menemanimu, dari skrg sampai selama-lamanya, apapun yg sedang engkau rasakan, krn Akulah yg Awal, yg Akhir, dan Yg Hidup!"




Doa: 


Dalam seluruh keberadaan kami yg mgkn penuh dengan pertanyaan2 iman atas apa yg terjadi dlm hdp kami, biarkanlah merasakan sentuhan tanganMu atas kami. Biarlah kami mendengar suaraMu yg berkata "jangan takut" utk meneguhkan kami bhw Engkau selalu bersama kami dalam keadaan sekacau apapun kami. Amin.




Irmanda Y.S.

Further episodes of GKI Coyudan

Further podcasts by GKI Coyudan

Website of GKI Coyudan