Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 34-37 Pengajian Selasa Pagi 26 Maret 2019 - a podcast by Ngaji Gus Baha

from 2019-03-25T23:00

:: ::

Maqolah 34 Bagian Ketiga: Kesibukan kesibukan Yang Tidak Bisa Lepas Dari Empat Perkara Lainnya - Perkataan Hukama


مَنِ اشْتَغَلَ بِالشَّهَوَاتِ فَلَا بُدَّ لَهُ مِنَ النِّسَاءِ وَمَنِ اشْتَغَلَ بِجَمْعِ الْمَالِ فَلَا بُدَّ لَهُ مِنَ الْحَرَامِ وَمَنِ اشْتَغَلَ بِمَنَافِعِ الْمُسْلِمِيْنَ فَلَا بُدَّ لَهُ مِنَ الْمُدَارَةِ وَمَنِ اشْتَغَلَ بِالْعِبَادَةِ فَلَا بُدَّ لَهُ مِنَ الْعِلْمِ .


Sebagaimana yang telah  dikatakan oleh sebagian hukama berikut ini :


"Barangsiapa yang sibuk dengan hawa nafsunya, maka pasti main perempuan. Barangsiapa yang sibuk mengumpulkan harta benda, maka pasti terjerumus barang haram. Barangsiapa yang sibuk mengurus kemasalahan orang orang muslim, maka harus ramah tamah. Dan barangsiapa yang sibuk dengan ibadah, maka harus punya ilmunya."




Maqolah 35 Bagian Ketiga: Amal Perbuatan Yang Paling Berat - Atsar Ali ra.


إِنَّ اَصْعَبَ الْاَعْمَالِ اَرْبَعُ خِصَالٍ : الْعَفْوُ عِنْدَ الْغَضَبِ وَالْجُوْدُ فِى الْعُسْرَةِ وَالْعِفَّة ُفىِ الْخَلْوَةِ وَقَوْلُ الْحَقِّ لِمَنْ يَخَافُهُ اَوْ يَرْجُوْهُ .




Diriwayatkan oleh Sayyidina Ali ra. berkata sebagai berikut :


"Sesungguhnya amal perbuatan yang paling berat( timbangannya ) itu ada empat, yaitu : memberi maaf ketika sedang marah, suka berderma disaat melarat, berbuat iffah(enggan) ketika sedang sendirian dan berkata benar terhadap orang yang ditakuti atau diharapkan jasanya."




مَنْ كَفَّ غَضَبَهُ كَفَّ اللهُ عَذَابَهُ .


Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. Berikut ini :


"Barangsiapa menghentikan marahnya, maka Allah akan menghentikan siksa baginya."




Maqolah 36 Bagian Ketiga: Waktu Bagi Orang Yang Berakal - Firman Allah


إِنَّ الْعَاقِلَ الْحَكِيْمِ لَا يَخْلُوْ مِنْ أَرْبَعِ سَاعَاتٍ : سَاعَةٍ يُنَاجِى فِيْهَا رَبَّهُ وَسَاعَةٍ يُحَاسِبُ فِيْهَا نَفْسَهُ وَسَاعَةٍ يَمْشِى فِيْهَا إِلَى اِخْوَانِهِ الَّذِيْنَ يُخْبِرُوْنَ بِعُيُوْبِهِ وَسَاعَةٍ فِيْهَا يُخَلِّى بَيْنَ نَفْسِهِ وَبَيْنَ وَلَذَّاتِهَا الْحَلَالِ .


Sebagaimana yang telah diterangkan dalam kitab Zabur, bahwa Allah telah menurunkan wahyu kepada Nabi Dawud as. Sebagai berikut :


"Sesungguhnya orang yang berakal dan cerdik pandai itu tidak akan lepas dari empat waktu, yaitu : Waktu dimana menghadap Tuahannya. Waktu diamana ia membuat perhitungan atas dirinya. Waktu dimana ia pergi menemui para teman  yang menunjukkan aib aibnya dam waktu dimana ia memisahkan diri dari kelezatan hidup yang halal."




Maqolah 37 Bagian Ketiga: Pengabdian yang Menjadi Titik Tumpu Amal Perbuatan - Perkataan Hukama


جَمِيْعُ الْعِبَادَاتِ مِنَ الْعُبُوْدِيَّةِ اَرْبَعَةٌ : الْوَفَاءُ بِالْعُهُوْدِ وَالْمُحَافَظَةُ عَلَى الْحُدُوْدِ وَالصَّبْرُ عَلَى الْمَفْقُوْدِ وَالرِّضَا بِالْمَوْجُوْدِ .


Sebagaimana yang diaktakan oleh sebagian hukama sebagai berikut : 


"Segala ibadah itu berpangkal pada empat pengabdian, yaitu : Setia memenuhi janji, melestarikan pelaksanaan segala hukum, sabar menghadapi ketiadaan sesuatu yang diharapkan dan rela dengan apa yang ada."

Further episodes of Ngaji Gus Baha'

Further podcasts by Ngaji Gus Baha'

Website of Ngaji Gus Baha'