Kepakan Angsa Hitam di India akan Tornado di New York - a podcast by Tyo Mokoagow

from 2020-08-04T18:02:26

:: ::

Arloji di tangan kirimu begitu cerewet. Kau mau menghitung waktu tapi waktu tidak mau dihitung. Ia relatif ketika kamu berada di dalam Pentagon, hendak menghantam menara kembar bernama WTC pada 9 September 2001. Kau tidak tahu berapa kecepatan doa, tapi kau mau mencium arloji itu seperti memberi pesan kepada anak-anak kamu: hal-hal yang tak terduga bakal berdampak berkali-kali lipat kepada mereka yang merasa hidup tengah baik-baik saja. Lalu sayap pesawat itu terbakar lidah api lalu dengan ganas moncong pesawat ketemu dengan gedung pencakar langit bernama WTC lalu setiap tanggal 9 September 2001 kita mengingat kembali kenyataan bahwa ketiadaan bukti atas Angsa Hitam bukanlah bukti ketiadaan Angsa Hitam; bahwa nyaris semua teroris adalah muslim tidak sama dengan nyaris semua muslim adalah teroris.
Manusia adalah makhluk yang suka ditipu otaknya sendiri. Mesin pikiran kita diatur mengejar hal-hal yang stabil sehingga kita porak-poranda ketika ditimpa segala ketidakstabilan yang ada. Berburu Angsa Hitam adalah niscaya sekaligus muspra. Sebrengsek-brengseknya hidup bagi Taleb, semenjengkelkannya statistik, senaif apa pun empirisme, kita mesti menemukan derau di mana kita kerapkali abai kepadanya. Hal-hal yang acak dan tak pasti, justru sumber kekuatan bertahan.
Pada akhirnya adalah amor fati. Cintailah takdir meski Black Swan itu pahit (ketinggalan kereta hanya menyakitkan ketika Anda berusaha mengejarnya)—btw, kenapa Black Swan? Kenapa bukan gagak putih, gajah albino, atau ikang waseng? Barangkali karena Black Swan konotasinya lebih puitis dan lebih metaforis saja. Heuheu….

Further episodes of Tyologi

Further podcasts by Tyo Mokoagow

Website of Tyo Mokoagow